LAMPUNG1.COM, Pesawaran – Dadang (52) warga Dusun Pagarbanyu, Desa Padang Ratu, Kecamatan Gedongtataan, Pesawaran, keluhkan nasib anaknya Daryati, yang terancam hukuman mati di Negara tetangga Singapura.
Daryati merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lampung sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Negara Singapura yang baru bekerja selama dua bulan, tersandung kasus dugaan pembunuhan terhadap majikannya Seo Kim Chok (59).
Munartik, ibu dari Daryati sambil menangis mengatakan Daryati bekerja di Singapura untuk mencari biaya berobat untuk ayahnya Dadang yang menderita stroke. Dirinya mengaku tidak percaya bahwa anaknya adalah seorang pembunuh, karena menurutnya Daryati merupakan anak yang pendiam dan tidak pernah terlibat keributan dengan sesama teman nya.
Namun, Dadang ayah Daryati mengatakan semenjak mendapat kabar tersebut dari berita internet dan keterangan lisan Seponsor Lapangan (SL) Syaifol, pihaknya belum menerima surat resmi baik dari Pemerintah Indonesia maupun Singapura, sedangkan pihak perusahaan yang memberangkatkan Daryati tidak kooperatif saat dihubungi.
Sementara itu, Trihartanto pengelola PT. Sukma Karya Sejati saat di konfirmasi melalui telepon selular beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa Daryati sedang di tes kejiwaan di Rumah Sakit Singapura, jika kesehatan Daryati sudah dinyatakan sehat, maka akan segera dilakukan pemeriksaan oleh Kepolisian Negara setempat.
Trihartanto juga menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan kuasa hukum untuk Daryati, dan nanti akan diminta perwakilan dari keluarga. Dirinya mengatakan Kepolisian Singapura akan datang ke Indonesia dalam wktu dekat, namun belum jelas keperluannya.
Kini, Dadang dan Munartik, hanya bisa pasrah dan berdoa untuk anaknya agar diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan yang menimpanya. (Eri/Arin)
mapas kejam banget
dihukum seberat beratnya
Hukum aja pak polisi seberat” nya
iyaa mungkin ada penyebab nya harus di selidiki dulu
ngk mungkin ngebunuh kali kl ngk ada penyebabnya
ayo dong para pemimpin negeri ini bantu tkw kita yg bermasalah di negara orang,jgn hanya mau devisa aj buat inkam
bener itu bang
emang tak seindah yg di bayangkan jd pekerja di negeri orang
kasian amat nasipnya ya..lbh bingung keluarganya kali ya
dah susah2 jadi pembantu di luar negeri,bukan duit yg di dapat malah hukuman mati
cari aj kerjaandi kampung sendirilah dari pada jd tkw di negeri orang
harusnya ini jadi pelajaran bagi tkw yg mau kerja di luar negeri,sudah banyak memakan korban
meskipun banyak peristiwa yg menimpa tkw kita tapi masih pada ngk kapok mau jadi tkw
wah kena lagi dah tkw kita hukuman mati