LAMPUNG1.COM, Pesawaran – Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta.
Oleh sebab itu, munculnya kain tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu dengan teknik tenun, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat Lampung.
Salah satu sentra pengrajin kain tapis yang sudah sangat terkenal yaitu kecamatan Negri Katon kabupaten Pesawaran, dimana letaknya tidak jauh dari pusat kota Tanjung Karang, kalau menggunakan mobil hanya di tempuh dengan waktu 1,5 jam saja.
Bisnis pembuatan tapis di kerjakan berbasis Home Industry yang dikerjakan oleh ibu-ibu, mereka mengeluti usaha pembuatan kain tapis sambilan mengurus rumah.
Saat di sambangi awak media (25/08/2018) tempat produksi kain tapis ada seorang ibu bernama Daldari dari desa Pujorahayu kecamatan Negri Katon, sedang membuat selendang.
“Selendang dijual dengan harga 35 ribu rupiah bikinnya 2 hari sambi sambil jualan, kalo kain bisa sampai 1 bulan karena sambilan harganya agak lebih mahal sampai 450 ribu rupiah, model yang sedang dikerjakan adalah model Tajuk Ayu berupa selendang baju adat Lampung,” jelasnya.
Ibu Daldari menjelas tentang proses pembuatan kain tapis, “Motifnya banyak, saya belajar karena melihat ibu-ibu lain membuat tapis, pada pembuatan tapis ini yang diperlukan adalah ketelatenan. Untuk pesanan ada yang mengambil barang yang di produksi lalu pengumpul ini baru di jual ke Tanjung Karang,” ungkapnya.
Ibu Daldari sendiri masih kesulitan modal karena hanya menunggu pesanan saja, belum berani memproduksi besar-besaran, membuat kain tapis karena hanya untuk membantu suami yang bekerja sebagai buruh belah kayu, sedangkan tempat usaha membuat kain tapis sewa yang disebelahnya beliau sambil berjualan bensin eceran.
Buat ibu Daldari sendiri belum ada bantuan dari pemerintah sehingga masih kekurangan modal buat pengembangan usaha kain tapisnya.(Agung)