LAMPUNG1.COM, Lamteng – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung dibawah Khalifah Prof.Moh.Mukri, M.Ag selaku ketua Tanfidziyah dan Kyai Muhsin Abdillah sebagai Rois Syuriah menggelar Rapat Konsolidasi NU se Provinsi Lampung, Kamis (4/10).
Acara silaturahmi tersebut dihadiri, jajaran pengurus PBNU KH. Robikin Emhas, KH. Umar Syah, KH.Andi Najmi selaku Wasekjen PBNU, Komponen dan jajaran pengurus PWNU Lampung, para pengurus Badan Otonomi, jajaran PCNU se Prov. Lampung dan seluruh kader-kader NU se-Prov. Lampung.
Dalam sambutannya koProf.Moh.Mukri M.Ag selaku pimpinan Tanfidziyah PWNU Lampung mengatakan bahwa kegiatan PWNU ini membahas terkait dengan rencana kegiatan Agenda NU yaitu kegiatan hari santri, menyikapi kegiatan agenda demokrasi dalam Pilpres,dan menyikapi terkait pemberitaan hoax yang saat ini berkembang di media masa.
Lebih lanjut Mukri yang juga Rektor UIN ini mengatakan bahwa NU saat harus ikut berperan aktif dan memberikan kemaslahatan bagi warga NU pada khususnya, umat Islam pada umumnya serta seluruh warga negara Indonesia.
Terkait dengan kegiatan hari santri yang dilakukan tahun ini PWNU akan menggelar jalan sehat sarungan sebagai wujud eksistensinya NU di tengah perkembangan jaman saat ini.
Dalam pesta demokrasi yang akan digelar tahun 2019, walaupun NU bukan organisasi politik, akan tetapi jajaran Nahdlatul Ulama akan tetap mendukung kadernya untuk duduk dalam mengurus negeri ini,”katanya.
KH.Robikin Emhas selaku pengurus PBNU mengatakan bahwa mandat didirikannya NU yang pertama sebagai mandat keagamaan yang bersandar Ahli Sunnah Wal Jamaah. Yang kedua adalah mandat kebangsaan/kenegaraan yg memastikan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Pancasila senantiasa tetap dipegang teguh. Hal ini dikarenakan Pancasila dan UUD 1945 tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam, ibarat dua sisi mata uang yang saling keterkaitan.
Dalam rangka membentengi kita dari Hoax yang saat ini berkembang di media sosial, dirinya mengajak kepada kita semua khususnya warga Nahdliyyin untuk memantafkan 4 prinsip yaitu pemantapan i’tiqodiyah (keyakinan), pemantapan amaliyah (rutinitas ibadah), fikroh annahdiyah, Barokah annahdiyyah.
Selain itu jajaran pimpinan tertinggi NU juga mengajak kita semua untuk berperilaku santun, bersikap toleran, dengan tidak saling mencaci, menghina, mengkafirkan satu sama lain dan mengharamkan satu dengan yang lainnya.
Acara yang digelar seharian penuh tersebut, ditutup dengan dialog antar peserta dalam rangka menjaga kebersamaan dan peningkatan ikatan persatuan dan kesatuan khususnya di kalangan Nahdliyyin. (agus salim)