LAMPUNG1.COM, Way Kanan — Sekretaris Daerah Kabupaten, Saipul, S.Sos.,M.IP bersama Kesehatan, Sri Kandi, S.KM.,M.M, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung, Ixuan Akhmadi, S.Sos serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Indra Zakariya Rayusman, S.H.,M.M menghadiri Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022 di Swissbell Hotel Bandar Lampung, Selasa (24/05/2022).
Membuka acara tersebut, Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim dalam sambutannya mengatakan bahwa permasalahan gizi pada usia dini tidak terbatas pada status gizi saja, seperti pendek, kegemukan dan gizi buruk. Stunting pada masa anak merupakan akibat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka penjang untuk gizi kurang pada anak. Anak-anak yang pendek berkorelasi dengan gangguan perkembangan Neurokognitif dan risiko menderita penyakit tidak menular dimasa depan.
“Pencapaian prevalensi stunting pada balita di Provinsi Lampung sejak Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2021 menunjukkan tren yang positif, dari 27,28% di Tahun 2016, menjadi 18,5% di Tahun 2021. Pencapaian di Tahun 2021 ini menempati Peringkat Ke-5 Provinsi dengan Stunting Terendah se-Indonesia. Masalah Stunting telah menjadi perhatian Pemerintah, karena itu Pemerintah akan fokus untuk menurunkan jumlah kasus tersebut. Masalah stunting harus diselesaikan secara terintegrasi dengan lintas sektor dan multi stakeholder. Anak stunting dapat terjadi dalam 1.000 Hari Pertama Kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, diantaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakir menular, kekurangan Mikronutrien dan lingkungan”, ujar Wagub Chusnunia Chalim. (Rls)