LAMPUNG1.COM, Lampung Utara – Tokoh masyarakat dan adat di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Utara(Lampura), mengapresiasi pemerintah daerah atas dukungan maupun support, dalam upaya mengangkat kearifan lokal dikancah Nasional.
Pasalnya, Kabupaten berjuluk Bumi Ragam Tunas Lampung ini, merupakan salah satu perwakilan Provinsi Lampung, dalam ajang pekan budaya Nasional.
Berbagai persiapan terus dirampung oleh tim, melalui Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikkan dan Kebudayaan Kabupaten Lampura. Seperti melibatkan
tokoh adat dan masyarakat dalam menyukseskan kegiatan icon Indonesia dalam festival tahunan, dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia (Indonesiana).
Ketua Badan Perwatin Lampung Pepadun Kutobumi Tigo Gandung, A. Akuan Abung, Gelar Nadikiyang Pun Minak Yang Abung, mengapresiasi pemerintah Kabupaten Lampura, dalam mendukung kegiatan buadaya Lampung, ke kancah Nasional dalam kegiatan Indonesiana, yang akan digelar pada Jumat (30/10) mendatang.
Menurutnya, pemerintah daerah sudah selayaknya mendukung kearipan lokal guna, mensosialisasikan ke ragaman adat budaya Lampung, khususnya di salah satu Kabupaten tertua di Lampung ini, yakni Kabupaten Lampura.
Meski demikian, pihaknya mewanti- wanti pergelaran Cangget Bakho (dalam Abung/dialek o, Red) atau Cangget Bakha (Sungkai/api, Red), yang akan ditunjukan pada penergelaran Indinesiana tersebut, hanya sebatas cuplikan, atau garis besarnya saja.
Sebab, kata Nadikiyang Pun Minak Yang Abung, acara budaya Cangget Bakho, harus menampilkan adat yang notabennya menunjukan keramaian saat di gelarnya prosesi acara adat tersebut.
Apalagi ditengah tatanan kehidupan normal pada pendemi saat ini, tentu tidak baik bagi kesehatan.
Sehingga tidak memungkinkan untuk menggelar keramaian.
“Jadi, saya tekankan ini hanya cuplikan dari pertunjukkan salah satu adat kebudayaan Lampung, khususnya di Lampura yakni Abung seni tari
“Cangget Bakho (dalam Abung/dialek o) atau Cangget Bakha (Sungkai/api), “imbuhnya.
Menurutnya seni budaya adat Lampung, khususnya Abung di Lampura, itu digelar secara umum yang menggambar kearifan lokal berada disana. Berharap, ditahun mendatang masa pendemi akan usai, sehingga dapat dilaksanakan sesuai acara adat semestinya yang mengundang keramaian.
“Kesenian ini, adalah milik masyarakat Lampung, dan disini kita mewakili empat marga dan satu sumbai. Yakni Buay Nunyai, Buay Kunang, Buay Beliuk, Buai Selagai serta Sumbay Bunga Mayang. Maka disitu nanti diwakili oleh empat mekhanai Makai (pakaian adat lampung) dari 4 marga yang ada di Kabupaten Lampura, kita jelaskan begini, supaya jelas dan tidak ada ketersinggungan didalamnya, “terang Nadikiyang Pun Minak Yang Abung.
Dengan ikut sertanya, Kabupaten Lampura di kancah Nasional, lanjutnya,
hal itu, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga dan melstarikan kebudayaan lokal. Khususnya kaum muda mudi yang saat ini masih kurang paham tentang adat istiadat di daerahnya yakni Kabupaten Lampura ini.
“Semoga dengan adanya moment ini dapat meningkatkan kesadaran kita semua, khususnya elemen masyarakat berbeda suku maupun bangsa mengangkat kearifan lokal didaerah sendiri, “jelasnya.
Nadikiyang Pun Minak Yang Abung, juga berpesan kepada seluruh masyarakat Lampura agar tidak ada lagi kata peribahasa penduduk asli ataupun pendatang, semua kita warga Lampura. Yang memiliki hak dan kewajiban menjaga dan melestarikan adat budaya Lampung.
“Seperti pepatah bilang, dimana langit dipijak disitu bumi dijunjung. Apapun latar belakang adat, kebudayaan maupun istiadat tidak adalagi istilah “Jawa, Sunda, Palembang, Semendo dan Padang lagi. Jika dia berada di Lampung, maka dia menjadi orang Lampung,” tegas Nadikiyang Pun Minak Yang Abung.
Kabid Budaya, Disdikbud Kabupaten Lampura, Nanik Rahayu mendampingi Plt. Kepala Dinas Mikael Sarageh menambahkan, kegiatan yang rencananya akan digelar secara nasional itu sengaja dilakukan persiapan sematang mungkin guna menampilkan suguhan adat kebudayaan dalam moment tahunan Indonesiana agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
“Secara umum ini adalah hasil perjuangan bersama, yang dilakukan awal pada tahun lalu. Alhamdulillah berkat restu pimpinan, bapak Plt. Bupati Lampura, Budi Utomo, dapat mewakili Provinsi Lampung dalam ajang pekan budaya nasional (Indosiana) mendatang, kata dia, seraya mengatakan pemuda dan pemudi yang terlibat sebanyak 50 orang.
Tarian yang menggambarkan kekayaan budaya adat lokal menjadi kebudayaan luhur bangsa Indonesia itu, lanjutnya, secara umum menggambarkan tradisi kearifan lokal yakni seni tari bakho (bulan purnama) yang mengambarkan suka cita para pemuda-pemudi dalam suatu kegiatan atau festival.
Selain tarian yang menjadi puncaknya, disana juga akan ada opening, penampilan gitar classic Lampung, prologh, tari kreasi bulang purnama atau dalam bahasa Lampung Bakho/Bakha.
Selain itu, menampilkan juga tari penglaku mekhanai, tari mekhanai tari penggawo mudo, serai-serumpun, dan ringget diangkat dalam satu-kesatuan seni pertunjukkan secara garis besarnya saja.
“Itu yang coba kita tampilkan pada evet tahunan tingkat nasional ini, semoga dapat menambah wawasan kebudayaan nasional. Serta menjadi ikon daerah, dalam upaya mendukung kemajuan Kabupaten Lampura, “pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara persiapkan diri di ajang pekan budaya nasional tingkat nasional yang akan berlangsung pada, Jumat 30 Oktober 2020 mendatang.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampura, Mikael Saragih mengatakan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan diri dalam ajang tahun tingkat nasional itu.
Yakni ikut andil menjadi salah satu peserta lolos dalam pekan Kebudayaan Nasional yang tinggal menghitung hari tersebut. Rencananya akan dilaksanakan shooting langsung tarian budaya adat Lampung berada disana, yakni Lampung Abung.(Red)